Minggu, 05 Juni 2011

Obstipasi

II. Etiologi
Obstipasi disebabkan juga karena sebagai berikut :
1. Obstipasi akibat obstruksi dari intralumen usus meliputi akibat adanya kanker dalam dinding usus
2. Obstipasi akibat obstruksi dari ekstralumen usus, biasanya akibat penekanan usus oleh massa intraabdomen misalnya adanya tumor dalam abdomen yang menekan rectum.
3. penyaluran makanan yang kurang baik, misalnya masukan makanan bayi muda kurang mengandung air / gula, sedangkan pada bayi usia lebih tua biasanya karena makanan yang kurang mengandung polisakarida atau serat.
4. Kemungkinan adanya gangguan pada usus seperti pada penyakit Hirschpung yang berarti usus tidak melakukan gerakan peristaltik.




Gambar : barium enema penderita Hirschsprung. Tampak rektum yang mengalami
penyempitan,dilatasi sigmoid dan daerah transisi yang melebar.
5. Sering menahan terselit karena nyeri pada saat buang air besar.

III. Tanda dan Gejala
 Sering menangis
 Susah tidur
 Gelisah
 Perut kembung
 Kadang-kadang muntah
 Abdomen distensi
 Anoreksia

IV. Jenis – Jenis Obstipasi
Obstipasi ada 2 macam, yaitu :
1. Obstipasi obstruksi total
Memiliki ciri tidak keluarnya feses atau flatus dan pada pemeriksaan colok dubur didapatkan rectum yang kosong, kecuali jika obstruksi terdapat pada rectum.
2. Obstipasi obstruksi parsial.
Memiliki ciri pasien tidak dapat buang air besar selama beberapa hari tetapi kemudian dapat mengeluarkan feses disertai gas. Keadaan obstruksi parsial kurang darurat daripada obstruksi total.

Gambar : penumpukan kotoran pada usus
V. Menegakan Diagnosa Obstipasi
Obstipasi didiagnosa melalui cara:
1. Anamnesis
Riwayat penyakit difokuskan pada gagal untuk mengeluarkan baik feses maupun gas. Perlu untuk menentukan apakah termasuk obstruksi total atau partialAnamnesis ditujukan untuk menggali lebih dalam riwayat penyakit terdahulu yang mungkin dapat menstimulasi terjadinya obstipasi
Dicari juga apakah ada kelainan usus sebelumnya, nyeri pada perut, dan masalah sistemik lain yang penting, sebagai contoh riwayat adanya penurunan berat badan yang kronis dan feses yang bercampur darah kemungkinan akibat obstruksi neoplasma

2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan abdomen standar seperti inspeksi, auskultasi, perkusi,dan palpasi untuk melihat apakah ada massa abdomen, nyeri abdomen, dan adanya distensi kolon.
Obstruksi usus pada fase lanjut tidak terdengar bising usus Pemeriksaan region femoral dan inguinal untuk melihat apakah ada hernia atau tidak. Obstruksi kolon bisa terjadi akibat hernia inguinal kolon sigmoid
Pemeriksaan rectal tussae (colok dubur) untuk mengidentifikasi kelainan rectum yang mungkin menyebabkan obstruksi dan memberikan gambaran tentang isi rectum
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada bayi yang menderita obstipasi adalah :
 Pemeriksaan Hb
 Pemeriksaan Urine
 Pemeriksaan penunjang lain yang dianggap perlu.
4. Pencitraan dengan CT scan, USG, X rays dengan atau tanpa bahan kontras.
Pencitraan untuk melihat apakah ada dilatasi kolon. Dilatasi kolon tanpa udara menandakan obstruksi total dan dilatasi kolon dengan terdapat udara menandakan partial obstruksi parsial. Pencitraan ini dapat digunakan untuk menentukan letak obstruksi dan penyebab obstruksi.


Laboratorium seperti pemeriksaan elektrolit darah (mengetahui dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit), hematokrit (apakah ada anemia yang dihubungkan dengan perdarahan usus missal akibat neoplasma), hitung leukosit (mengetahui infeksi usus). Endoskopi untuk melihat bagian dalam kolon dan mennetukan sebab obstipasi
VI. Penatalaksanaan Obstipasi
1. Perawatan medis
Meliputi resusitasi untuk mengoreksi cairan dan elektrolit tubuh, nasograstis decompression pada obstruksi parah untuk mencegah muntah dan aspirasi, dan pengobatan lain untuk mencegah semakin parahnya sakit
2. Operasi
Untuk mengatasi obstruksi sesuai dengan penyebab obstruksi, dan untuk mencegah perforasi usus akibat tekanan tinggi. Obstipasi obstruksi total bersifat sangat urgent untuk dilakukan tindakan segera dimana jika terlambat dilakukan dapat mengakiabtkan perforasi usus karena peningkatan tekanan feses yang besar.
3. Diet
Pada obstruksi total dianjuran tidak makan apa-apa, pada obstruksi parsial dapat diberikan makanan cair dan obat-obatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar